Dosen program studi DIII Budi Daya Ternak Sekolah Vokasi Universitas Sebelas Maret bekerjasama dengan Pusat Studi P4GKM melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat. Pengabdian Masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen ini bertujuan untuk memberdayakan ekonomi masyarakat sasaran. Pengabdian dilakukan di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Kegiatan pengabdian diikuti oleh 6 peternak dari kelompok Ternak “Rahayu Sukses” yang merupakan kelompok peternak di Desa Jatikuwung. Pengabdian yang dilakukan berupa implementasi teknologi pakan untuk pengembangan kelompok ternak kambing jawarandu “Rahayu Sukses” Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.
Acara pengabdian diawali dengan focuss group dissussion tujuannya untuk penggalian potensi keterlibatan mitra serta pihak pendukung lainnya untuk mengatasi permasalahan yang ada. Materi pengabdian yang disampaikan adalah mengenai pakan, perkandangan, dan reproduksi ternak. Penyampaian materi sangat memuaskan terbukti dengan antusias para peternak saat berdiskusi perihal materi. Tidak hanya berdiskusi, para peternak juga mengerjakan soal postest ketika diakhir sesi materi.
Kegiatan praktik langsung juga dilakukan oleh tim dosen guna mengajarkan para peternak. Praktik yang dilakukan adalah pembuatan pakan silase, yang mana sesuai dengan judul impelemtasi teknologi pakan untuk pengembangan kelompok ternak kambing jawarandu. Melihat sumberdaya yang dimiliki para peternak, tim dosen juga memberikan dana perbaikan kandang dan kambing pejantan untuk kelompok ternak “Rahayu Sukses”.
Adanya pengabdian masyarakat yang dilakukan kepada kelompok ternak “ Rahayu Sukses” menjadi sesuatu hal yang sangat bermanfaat, terlebih para peternak bisa saling sharing – sharing dengan tim dosen atas permasalahan yang dihadapi.
Kegiatan Penyuluhan Teknologi Pakan Kambing Jawarandu
Grup Riset Nutrisi dan Teknologi Pakan, Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret melaksanakan pelatihan peternakan terpadu di Kelurahan Pampang, Kapenewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul. Dengan skema Pengabdian kepada Masyarakat Hibah Grup Riset (PKM-HGR) pada tanggal 6-7 juli 2022. Kegiatan pelatihan meliputi penyuluhan pertanian dan peternakan terpadu, pelatihan dan praktek pengolahan pakan, serta pelatihan pembuatan pupuk organik dengan bahan dasar dari feces sapi untuk diaplikasikan pada lahan pertanian. Peserta kegiatan adalah anggota kelompok peternak Andhini Jaya Makmur.anggota kelompok adalah peternak sapi dengan ratarata kepemilkan 3-5 ekor.
Desa Pampang berada di wilayah Kapanewon Paliyan, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Lebih dari 95% lahan pertanian di Desa Pampang berupa lahan kering, sehingga sistem pertanian di desa Pampang sangat tergantung pada ketersediaan air hujan. Tanaman padi gogo dan palawija hanya dapat ditanam sekali setiap tahunya, dan sangat rentan terhadap perubahan musim sehingga rentan terjadi kegagalan panen.
Prof.Dr. Ir. Adi ratriyanto S.Pt.M.P.IPM,.ASEAN.Eng. sebagai ketua pengabdi menyatakan bahwa budidaya ternak menjadi pilihan untuk mengurangi resiko gagal panen. Petani memiliki potensi besar untuk meningkatkan pendapatan dari budidaya sapi potong, sebagai usaha sampingan yang terintegrasi dengan tanaman pertanian, nilai sapi sebagai modal/aset usaha juga lebih besar dibanding ternak lain seperti kambing maupun domba. Namun, upaya meningkatkan pendapatan petani peternak melalui pemeliharaan ternak sapi potong belum sepenuhnya dapat terealisasi. Hal tersebutkarena petani peternak belum menerapkan secara penuh sistem pertanian terpadu dengan memadukan antara tanaman pangan dengan peternakan, dimana limbah tanaman pangan yang dapat dipakai sebagai pakan ternak dan kotoran ternak bisa untuk pupuk tanaman pangan. Jika hal tersebut berlangsung secara berkesinambungan maka akan tercapai suatu sistem pertanian terpadu.
Teknologi Pengolahan Pakan dan pengolahan pupuk secara fermentasi merupakan salah satu metode untuk meningkatkan kualitasnya. Penerapan sistem pertanian terpadu diaplikasikan di Desa Pampang oleh Tim Pengabdi dengan pembuatan pupuk organik yang berasal dari feses kotoran sapi dan pengolahan limbah jerami padi yang diolah secara biologi dengan menggunakan mikrobia.Hasil yang di harapkan pupuk lebih remah,unsur hara meningkat,sedangkan jerami padi tekstur juga lebih lunak sehingga ternak lebih mudah dalam mencerna.
Gambar 1. Aplikasi Pembuatan Jerami Padi Fermentasi
Gambar 2. Aplikasi Pembuatan Pupuk organik
Program PKM HGR ini sangat tepat dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat, khususnya kelompok petani peternak dalam rangka meningkatkan IPTEKS-nya. Adanya kegiatan pengabdian juga meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani peternak sehingga pemeliharaan sapi potong dapat benar-benar memberikan pendapatan tambahan bagi petani peternak.
Kegiatan pengabdian yang berjudul Diseminasi Instalasi Biogas dengan Teknologi Fixed Dome Plant Sebagai Sumber Bahan Bakar dan Penghasil Energi Penggerak Mesin Mixer Pakan dan Pencacah Rumput di Desa Kenteng, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali didanai oleh Kementerian Riset Dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional dengan skimProduk Teknologi Yang Didiseminasikan Ke Masyarakat (PTDM) Tahun Anggaran 2021. Tim pelaksana terdiri dari 3 dosen yaitu Shanti Emawati, SPt., MP., Dr. Winny Swastike, SPt., MP., Ida Nugroho Saputro, ST, M.Eng. dengan dibantu oleh Ayu Intan Sari, SPt., MSc yang berada di bawah grup riset Pusat Penelitian dan Pengembangan Pangan, Gizi dan Kesehatan Masyarakat (P4GKM), LPPM, Universitas Sebelas Maret dan staf pengajar di Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian serta Prodi Teknik Bangunan, FKIP, UNS.
Inovasi dalam program ini adalah pembangunan instalasi biogas dengan teknologi fixed dome plant sebagai sumber bahan bakar dan penghasil energi penggerak mesin mixer pakan dan pencacah rumput/chooper di Desa Kenteng dengan mitranya adalah anggota peternak yang tergabung dalam KTT. Sumber Makmur dan KTT. Taruban Mulyo. Desa Kenteng merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali yang memiliki populasi sapi potong cukup tinggi sehingga ketersediaan limbah kotoran ternak belum dimanfaatkan secara optimal oleh peternak, oleh karena itu inovasi ini sangat penting dilaksanakan agar hasilnya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di Desa Kenteng..
Kegiatan penyuluhan tentang pembangunan instalasi biogas dan perawatannya
Tim pelaksana survey ke lokasi kandang milik mitra 2 untuk penentuan lokasi pembangunan instalasi biogas
Foto bersama dengan mitra pelaksana, mitra PTDM dan teknisi instalasi biogas
Proses penggalian tanah untuk pembangunan instalasi biogas
Tim pelaksana berdiskusi dengan teknisi instalasi biogas
Memplaster digester instalasi biogas
Pemasangan bambu untuk pembuatan kubah digester instalasi biogas
Dewasa ini, keamanan pangan menjadi perhatian penting masyarakat sehingga pelaku industri pangan dituntut untuk senantiasa memerhatikan aspek regulasi dan persyaratan keamanan pangan dari usahanya. Merespon hal tersebut, Dosen Program Studi (Prodi) Peternakan Universitas Sebelas Maret (UNS) yang berada dibawah grup riset nutrisi dan teknologi pakan melaksanakan pendampingan intensif pada pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) di Grogol, Kabupaten Sukoharjo. Kegiatan yang menyasar pegiat usaha olahan ayam kampung ungkep tersebut telah berlangsung sejak Maret 2021.
Wara Pratitis Sabar Suprayogi, salah satu anggota tim pengabdian mengatakan bahwa tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah untuk mendampingi dan membina UKM untuk memperoleh pengakuan pangan yang aman, yaitu sertifikat IRPT atau Industri Rumah Tangga Pangan serta BPOM atau Badan Pengawas Obat dan Makanan dari Direktorat Registrasi Olahan Pangan. Pandemi COVID-19 yang terjadi ini, lanjut Wara, berdampak pada seluruh sektor usaha, termasuk pelaku usaha kecil mikro dan menengah dibidang pangan. Agar dapat tetap bertahan dan tumbuh, pelaku UMKM harus dapat beradaptasi dengan situasi sulit seperti saat ini, termasuk berani melakukan perbaikan manajemen usaha. Ia menyontohkan, belakangan terjadi penurunan produksi ayam ungkep di salah satu UKM binaannya. “UKM “Mbok Sri” merupakan pelaku bisnis ayam kampung ungkep yang berlokasi di Desa Telukan, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo yang telah menjalankan bisnisnya selama empat tahun dengan kapasitas produksi mencapai 600 ekor/ bulan. Dampak pandemi Covid-19 ini mengakibatkan permintaan dan kontinuitas bahan baku daging ayam kampung tidak stabil,” papar Dosen yang aktif membina UKM sejenis di daerah Solo Raya itu.
Tahapan pendampingan pada UKM mitra ini diawali dengan kegiatan Focus Group Discussion (FGD). Metode partisipatif melalui FGD ini dipilih agar semua pihak yang terlibat dapat berpartisipasi secara langsung pada proses identifikasi dan penyelesaian masalah. Dijelaskan oleh Wara, metode partisipatif dinilai sangat sesuai diterapkan pada kegiatan pengabdian masyarakat. Setelah semua masalah dan cara penyelesaiannya teridentifikasi, tim pengabdian mulai melakukan proses perbaikan fasilitas produksi dan penyediaan sarana dan prasarana pendukung proses produksi sebagai salah satu kendala utama untuk pendaftaran produk. Beberapa masalah yang teridentifikasi misalnya, UKM mitra belum didukung dengan fasilitas produksi yang memadai, sebagaimana diisyaratkan oleh BPOM. Proses penyembelihan dan pemrosesan ayam ungkep belum sesuai standar proses cara pengolahan pangan yang baik (CPPB). Penggunaan peralatan yg di pakai belum memenuhi standar higienis, wadah masih berbahan plastik dan panci alumunium (bukan stainless steel). Ayam yang telah dicuci kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik, diolah menjadi ayam ungkep kemudian didinginkan dengan wadah keranjang plastik sebelum dilakukan pengemasan dengan plastik sealer. Sealer ini berfungsi hanya untuk merekatkan plastik tetapi tidak berfungsi untuk mengeluarkan udara dari kantong plastik, sehingga produk tidak dapat bertahan lama.
Setelah dilakukan renovasi fasilitas produksi sesuai standar BPOM, tim pengabdian juga melakukan fasilitasi pengurusan Izin Produk Industri Rumah Tangga (P-IRT) dan BPOM. Pengurusan P-IRT dan BPOM ini dilakukan dengan mempersiapkan produk berkualitas yang ditunjang dengan proses produksi yang berstandar, peralatan dan sanitasi tempat produksi. Tim Pelaksana Pengabdian bersama UKM Mitra melakukan perbaikan proses produksi sehingga proses produksi terstandar. Perbaikan ruang produksi yang dilakukan diantaranya meliputi pemisahan ruang masak dan pengepakan harus terpisah, dinding harus bersih dan dilapis keramik setinggi 1,5 meter, lantai rumah harus lebih tinggi dari dari jalan, tempat pencucian menggunakan bak stainless stail dan dinding berkeramik setinggi 2 meter. “Perbaikan rumah produksi dan peralatan proses produksi UKM mitra berhasil meningkatkan kapasitas produksi hingga 10% serta peningkatan kualitas standar yang di syaratkan oleh BPOM. Saat ini, telah didapatkan Perijinan Usaha dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan dari Dinas Pangan Kabupaten Sukoharjo,” ungkap Wara.
Tidak berhenti sampai disini, beberapa kegiatan penunjang juga akan dilakukan kedepan, seperti workshop strategi pemasaran digital hingga pendampingan proses pemasaran digital baik melalui media social maupun platform digital yang saat ini banyak tersedia. “Metode pemesanan, pengantaran, dan juga pelayanan merupakan hal penting agar produk dapat diterima secara luas oleh konsumen. Setelah ini, kita akan bergerak kearah sana dan kami berharap akan semakin banyak UKM yang memperoleh dampak positif dari kegiatan pengabdian masyarakat ini,” ujarnya.
Perbaikan ruang masak dan peralatan proses produksi
Perbaikan ruang pengemasan dan penyimpanan
Perbaikan ruang produksi dan peralatan proses produksi
Kegiatan pemberdayaan ini merupakan kerjasama antara Grup Riset P4GKM dengan Grup Riset Sosial Ekonomi Peternakan yang dilaksanakan oleh tim pengabdian antara lain Prof. Suwarto, Aqni Hanifa, SPt., MSi, drh. Endang Tri Rahayu dibantu oleh Shanti Emawati, SPt., MP, Dr. Winny Swastike, Ayu Intan Sari, SPt., MSc serta mahasiswa-mahasiswa Prodi Peternakan. Kegiatan ini bersumber dari dana Kemenristek/BRIN dengan skim Program Kemitraan Masyarakat tahun anggaran 2021. Latar belakang kegiatan ini adalah
Pandemi Covid-19 di Kabupaten Wonogiri berdampak krisis pada berbagai sektor, dari kesehatan hingga ekonomi. Total karyawan dirumahkan dan di-PHK mencapai 2.206 orang (Solo Pos, 2020) Hal ini menyebabkan masyarakat tidak memiliki pendapatan. Upaya pemulihan ekonomi masyarakat adalah dengan menerapkan new normal di beberapa wilayah di Kabupaten Wonogiri, salah satunya di Kecamatan Selogir. Desa Pare merupakan salahsatu desa di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri yang memiliki populasi ternak sapi potong cukup tinggi. Upaya pengembangan usaha sapi potong di desa tersebut dengan membentuk KTT Tani Rejo dan KTT. Sumber Harapan. Kendala yang dihadapi peternak di KTT Tani Rejo dan KTT Sumber Harapan adalah dampak pandemi Covid-19 menyebabkan pendapatan peternak rendah akibat permintaan daging sapi/ternak sapi menurun, sehingga diperlukan alternatif usaha lain untuk meningkatkan pendapatan, pupuk yang digunakan oleh peternak kurang efisien dalam memupuk tanaman sehingga hasilnya kurang optimal, sebagian peternak yang tergabung dalam KTT belum memanfaatkan limbah urine secara optimal untuk diolah menjadi pupuk organik cair sehingga hasilnya kurang optimal, terjadi pencemaran lingkungan akibat pengelolaan limbah yang kurang optimal sehingga mempengaruhi kesehatan ternak sapi dan peternak sehingga produktivitas ternak rendah sehingga diperlukan instalasi penampung limbah kotoran ternak agar tidak mencemari lingkungan sekitar dan mengganggu produktivitas ternak.
Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peternak melalui aplikasi pelatihan teknologi produksi pupuk organik granule dan pupuk cair sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak. Metode kegiatan ini adalah melalui Focus Group Discussion (FGD), penyuluhan, pelatihan pelatihan teknologi produksi pupuk organik granule dan pupuk cair serta demplot pupuk organik granule dan pupuk cair. Bahan-bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pupuk organic granul antara lain kotoran ternak, urea, stardec, dan kapur pertanian. Bahan-bahan proses pembuatan pupuk organic cair antara lain urine, empon-empon (lengkuas, temu ireng, jahe, kencur, kunir, sambiloto, bawang putih, dlingo dan bengle), tetes dan EM4. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah terjadi peningkatan pengetahuan peternak setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan pembuatan pupuk organic granule dan pupuk cair dan tersedianya mesin granulator di KTT. Sumber Harapan dan KTT. Tani Rejo untuk proses pembuatan pupuk organik granule. Luaran dari kegiatan dari pengabdian ini adalah dihasilkan teknologi tepat guna mesin granulator serta draft jurnal Agrihealth P4GKM LPPM UNS serta peningkatan pengetahuan dan ketrampilan peternak anggota KTT Tani Rejo dan KTT Sumber Harapan serta diterbitkan di media massa/repository P4GKM UNS.
Pada tahun 2019, tim pengabdian kepada masyarakat UNS yang terdiri dari Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D. dan Rendi Fathono Hadi, S.Pt., M.Si. melakukan kegiatan difusi teknologi pengolahan pakan pada peternak yang ada di wilayah kecamatan Ngargoyoso Kab Karanganyar. Kegiatan tersebut dibiayai oleh PNBP UNS dengan judul “Teknologi Pengolahan Pupuk Padat dan Cair Berbahan Baku Limbah Feses dan Urin pada Kelompok Ternak Sapi Potong pada kelompok ternak sapi potong
Mitra yang dibina dalam penerapan program PKM ini adalah Kelompok Tani Ternak (KTT) “Plawan Makmur” di Desa Girimulyo dan KTT Gemah Ripah Desa Berjo Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. KTT ini sementara ini hanya dibina oleh petugas penyuluhan Dinas Peternakan Karanganyar, yang menangani banyak wilayah. Kelompok Usaha Tani Ternak ini merupakan wadah bagi para petani peternak yang mempunyai usaha ternak ruminansia (sapi, kambing, domba) dengan skala yang kecil. Kenyataan yang ada di daerah pedesaan, pada umumnya usaha ternak ruminansia dilakukan secara tradisional. Sehingga perlu diusahakan suatu upaya introduksi inovasi IPTEK peternakan terapan yang sudah terbukti kehandalannya yang sesuai dengan kondisi dan situasi wilayah dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan petani peternak.
Kelompok petani peternak di Desa Girimulyo dan Desa Berjo sudah lama melakukan usaha penggemukan sapi potong, namun karena dilaksanakan dengan cara-cara tradisional, maka produksinya sangat rendah, bahkan kalau dihitung secara ekonomi, usaha yang mereka lakukan sama sekali tidak menghasilkan keuntungan. Untuk itu perlu adanya sentuhan teknologi, khususnya pakan termasuk pemberian konsentrat berbahan baku lokal dan pemberian urea mineral molases block (UMMB) sebagai pakan suplemen, serta penggunaan bibit yang berkualitas tinggi. UMMB merupakan pakan pemacu atau pakan tambahan/suplemen sumber protein (Non Protein Nitrogen) energi dan mineral yang banyak dibutuhkan ternak ruminansia, berbentuk padat yang kaya dengan zat-zat makanan. Bahan pembuat UMMB adalah urea, molases, mineral dan bahan-bahan lainnya yang memiliki kandungan protein dan mineral yang baik. Bentuk bahan pakan ini dapat diatur sesuai dengan selera pembuatnya, dapat dibuat berbentuk kotak persegi empat, berbentuk bulat (berbentuk mangkuk) atau bentuk-bentuk lain menurut cetakan yang digunakan dalam proses pemadatan. Tujuan pemberian UMMB adalah penambahan supplemen pada ternak, membentuk asam amino yang dibutuhkan oleh sapi juga untuk membantu meningkatkan pencernaan pakan yang sulit dicerna
Sambutan oleh ketua KTT dalam kegiatan pelatihan
Tim pengabdian menyampaikan materi pengolahan pupuk organik dalam kegiatan pelatihanMonitoring kegiatan pengabdian oleh tim reviewer LPPM UNS
Tim pengabdian kepada masyarakat RG-P4GKM UNS yang terdiri dari Sutrisno Hadi Purnomo, S.Pt., M.Si., Ph.D., Shanti Emawati, S.Pt., M.P., Ayu Intan Sari, S.Pt., M.Sc. dan Dr.dr. Anik Lerstari, M.Kes.. melakukan kegiatan difusi teknologi pengolahan pakan pada peternak yang ada di wilayah Kecamatan Mojogedang Kab Karanganyar pada bulan Agustus-September 2020. Kegiatan tersebut dibiayai oleh PNBP UNS dengan judul “Teknologi Pengawetan Hijauan Pakan Silase dan Fermentasi Jerami Padi Pada Kelompok Ternak Sapi Potong Di Karanganyar” pada kelompok ternak sapi potong. Peternakan yang dikerjakan oleh peternak selama ini masih dilaksanakan secara tradisional, hanya menggantungkan pakan alami tanpa adanya sentuhan teknologi baik dalam pemberian pakan (kualitas, kuantitas maupun komposisi) maupun kualitas bibit. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu introduksi teknologi peternakan Sapi potong utamanya teknologi pengolahan pakan.
Mitra yang dibina dalam penerapan program pengabdian Grup Riset ini adalah Kelompok Tani Ternak (KTT) Tani Mulyo di Desa Gentungan Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. KTT ini sementara hanya dibina oleh petugas penyuluhan Dinas Peternakan Karanganyar, yang menangani banyak wilayah. Oleh karena itu diperlukan pendampingan dari lembaga/institusi lainnya utamanya Perguruan Tinggi untuk menerapkan teknologi tepat guna dalam masyarakat. Untuk itu perlu adanya sentuhan teknologi, khususnya teknologi pakan dengan pertimbangan bahwa pakan merupakan sarana produksi ternak terbesar dalam struktur biaya pemeliharaan Sapi potong. Dalam kegiatan ini sudah di lakukan pembinaan dalam pembuatan pengawetan hijauan silase dan fermentasi jerami padi. Beberapa kegiatan pemberdayaan masyarakat yang akan dilakukan adalah dengan pelaksanaan FGD (Focus Group Discussion) dengan masyarakat dan pemerintah daerah agar diperoleh kerjasama yang sinergi dan Perguruan Tinggi. Kemudian dilakukan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pembuatan hijauan silase dan fermentasi jerami padi.
Penyampaian materi oleh Bpk Sutrisno Hadi Purnomo, SPt., MSi., PhD dalam kegiatan penyuluhan
Peternak mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan
Peternak mengikuti praktek pembuatan jerami padi fermentasi
Peternak mengikuti kegiatan praktek pembuatan hijauan silase
Pada Tanggal 13 Juni 2020, P4GKM yang bekerjasama denganPerhimpunan Pelajar Indonesia di Ghent (PPI Ghent), Perhimpunan Pelajar Indonesia di Belgia (PPI Belgia) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussel sukses menyelenggarakan webinar dengan tema Design Thinking dalam Pemberdayaan Masyarakat dan Inovasi sosial untuk Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan dan Pertanian Indonesia. Pada kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara Dr. Wahida Maghriby (Atase Pertanian KBRI Brussel) yang membawakan topik “Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan dan Pertanian Indonesia”; Dr. Mujiyo (Dosen Fakultas Pertanian UNS, Peneliti P4GKM UNS) yang membawakan presentasi mengenai “Strategi dan Tantangan Pemberdayaan Masyarakat dan Petani bagi Perguruan Tinggi” serta Dr. Johanna Renny Octavia (Postdoctoral Researcher Ghent University, Belgia) yang menyampaikan topik “Design Thinking for Social Innovation”. Kegiatan ini dipandu oleh Dimas Rahadian Aji Muhammad, Ph.D (Dosen Ilmu Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian UNS, Peneliti P4GKM UNS) dan Asharina Nabila (Master Student of IUPFOOD Programme/ Ketua PPI Ghent). Pada akhir kegiatan, Dr. Anik Lestari, dr. M.Kes. selaku Kepala P4GKM secara resmi meluncurkan Agrihealth: Journal of Agri-food, Nutrition and Public Health, sebuah jurnal pengabdian masyarakat yang dikelola oleh P4GKM. Kegiatan ini dihadiri sekitar 90 orang melalui platform Zoom dan disiarkan secara livestream melalui kanal Youtube milik PPI Ghent: https://www.youtube.com/watch?v=FVjmiedjnk8
Susu kambing merupakan jenis minuman yang bermanfaat bagi
kesehatan karena kandungan nutriennya yang lengkap. Selain mudah rusak, produk
susu kambing segar ini
memiliki pangsa pasar sendiri karena tidak semua kalangan menyukai aroma dan
rasa dari susu segar sehingga perlu adanya sentuhan teknologi agar produk susu
ini tahan lama dan disukai oleh berbagai kalangan. Salah satunya melalui
introduksi teknologi diversifikasi pengolahan susu kambing segar menjadi yoghurt, es krim dan kefir. Peluang pemasaran usaha diversifikasi
produk olahan susu segar tersebut sangat menjanjikan sehingga kedepannya dapat
dijadikan produk unggulan daerah.
Tim kegiatan pengabdian ini adalah Aqni Hanifa, SPt., MSi dan Ir. Susi Dwi Widyawati, MS yang berasal dari Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian UNS. Kegiatan pengabdian ini bertujuan utama mengembangkan diversifikasi produk olahan susu kambing segar (yoghurt, es krim dan kefir) yang merupakan teknologi baru untuk meningkatkan nilai tambah dari susu kambing segar dari segi kualitas produk (bergizi dan baik untuk kesehatan serta lebih tahan lama) dan segi ekonomi (meningkatkan nilai jual). Adapun mitra kegiatan PKM ini adalah KTT Mitra Karya Tani dan Kelompok Wanita Ternak (KWT) Ngudi Rahayu desa Purworejo kecamatan Gemolong kabupaten Sragen. Penentuan lokasi mitra menggunakan metode purposive sampling (secara sengaja) dengan mempertimbangkan berbagai potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di lokasi kegiatan serta urgensi pemecahan masalah. Program PKM ini sejauh mungkin melibatkan kelompok mitra dalam pelaksanaannya atau dengan menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA), melalui focus group discussion, penyuluhan, transfer teknologi tepat guna (introduksi alat penunjang produksi), pelatihan dan percontohan.
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dihadiri oleh 26 peserta dengan mayoritas peserta penyuluhan adalah perempuan yaitu sebanyak 22 orang atau 85%. Segmen umur peserta penyuluhan paling banyak berasal dari golongan umur 31-40 tahun sejumlah 9 orang atau 38%. Jenjang pendidikan peserta penyuluhan yang sebagian besar atau sebesar 58% adalah lulusan SMA. Kemampuan pemahaman dalam menjawab soal pre test dan post test menunjukkan peningkatan tingkat nilai sosial peternak sebesar 38%. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini efektif, ditunjukkan dari respon peserta terhadap kegiatan penyuluhan dengan indikator peningkatan jawaban peserta yang antusias terhadap pertanyaan soal obyektif dan subyektif melalui pretest dan post test.
Kegiatan pemberdayaan pengrajin tatah sungging di Desa Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kab. Sukoharjo merupakan bagian dari Penelitian Unggulan Terapan UNS yang bekerjasama dengan pusat studi Puslitdesbangda. Tim pelaksana kegiatan ini adalah drh. Endang Tri Rahayu, MP., Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS., Sutrisno Hadi Purnomo, SPt., MSi., PhD dengan dibantu Shanti Emawati, SPt., MP dan Ayu Intan Sari, SPt., MSc.
Kabupaten Sukoharjo merupakan wilayah yang memiliki potensi pada bidang kerajinan tatah sungging kulit dilihat dari masyarakat yang memiliki keahlian/ke trampilan seni tatah sungging serta permintaan yang tinggi, sehingga menunjukkan bahwa kerajinan tatah sungging kulit tersebut memiliki prospek cerah untuk dikembangkan. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya pemberdayaan pengrajin melalui brand strategy kerajinan tatah sungging berbasis local cultural heritage di Kabupaten Sukoharjo. Tujuan jangka panjang kegiatan ini adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan kerajinan tatah sungging kulit menuju ekonomi kreatif. Target khusus kegiatan ini adalah publikasi jurnal ilmiah internasional dan perumusan model pemberdayaan melalui brand strategy berbasis kerajinan tatah sungging kulit di Kabupaten Sukoharjo. Manfaat kegiatan ini bagi pemangku kepentingan/stakeholders adalah dapat merancang dan melakukan evaluasi pelaksanaan program pemberdayaan pengrajin melalui brand strategy sebagai strategi pengembangan industry kreatif secara berkelanjutan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka, observasi, survai dengan metode wawancara dan FGD. Desain penelitian menggunakan penelitian penjelasan (Explanatory research). Data dianalisis dengan : analisis deskriptif dan analisis Matriks House Of Quality (HOQ) dan Analisis Prospektif. Skala penilaian kriteria pada penelitian ini adalah Identifikasi dan Rating Customer dan Engineering Requirement dengan metode perbandingan berpasangan serta Penilaian Customer dan Engineering Competitive Assesment. Hasil penelitan menunjukkan bahwa berdasarkan analisis House of Quality menunjukkan bahwa persyaratan teknis menjadi prioritas dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan. Berdasarkan matriks House of Quality, persyaratan teknis dengan bobot absolut dan bobot relatif terbesar adalah bahan baku. Hal tersebut menunjukkan bahwa bahan baku menjadi prioritas utama persyaratan teknis yang dapat dilakukan dan difokuskan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan.Peningkatan kualitas Tatah Sungging dengan metode Quality Function Deployment (QFD) dapat dilakukan dengan melakukan perbaikankualita sesuai dengan keinginan pelanggan. Kesimpulan kegiatan ini bahwa atribut kebutuhan dan keinginan pelanggan Tatah Sungging ada 17 yaitu jenis kulit, warna dasar kulit, ketebalan kulit, variasi produk, kedalaman pahatan, warna produk, desain (motif), harga produk, kehalusan pengerjaan, kerapian produk, kekuatan produk, ketersediaan produk, bahan kemasan produk, merek, kemudahan aksesbilitas, keramahan dan kesopanan pelayanan serta kecepatan pelayanan, sedangkan persyaratan teknis Tatah Sungging meliputi 7 yaitu bahan baku, pengolahan bahan baku, pahatan, pewarnaan, pengemasan, pemasaran dan pelayanan. Dari kegiatan ini disarankan adanya perbaikan pada pengrajin Tatah Sungging yaitu memfokuskan perhatian pada atribut kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan prioritas utama yaitu variasi produk dan perlu memfokuskan perhatian pada persyaratan teknis utama yaitu bahan baku.