Susu kambing merupakan jenis minuman yang bermanfaat bagi kesehatan karena kandungan nutriennya yang lengkap. Selain mudah rusak, produk susu kambing segar ini memiliki pangsa pasar sendiri karena tidak semua kalangan menyukai aroma dan rasa dari susu segar sehingga perlu adanya sentuhan teknologi agar produk susu ini tahan lama dan disukai oleh berbagai kalangan. Salah satunya melalui introduksi teknologi diversifikasi pengolahan susu kambing segar menjadi yoghurt, es krim dan kefir. Peluang pemasaran usaha diversifikasi produk olahan susu segar tersebut sangat menjanjikan sehingga kedepannya dapat dijadikan produk unggulan daerah.

Tim kegiatan pengabdian ini adalah Aqni Hanifa, SPt., MSi dan Ir. Susi Dwi Widyawati, MS yang berasal dari Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian UNS. Kegiatan pengabdian ini bertujuan utama mengembangkan diversifikasi produk olahan susu kambing segar (yoghurt, es krim dan kefir) yang merupakan teknologi baru untuk meningkatkan nilai tambah dari susu kambing segar dari segi kualitas produk (bergizi dan baik untuk kesehatan serta lebih tahan lama) dan segi ekonomi (meningkatkan nilai jual). Adapun mitra kegiatan PKM ini adalah KTT Mitra Karya Tani dan Kelompok Wanita Ternak (KWT) Ngudi Rahayu desa Purworejo kecamatan Gemolong kabupaten Sragen. Penentuan lokasi mitra menggunakan metode purposive sampling (secara sengaja) dengan mempertimbangkan berbagai potensi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) di lokasi kegiatan serta urgensi pemecahan masalah. Program PKM ini sejauh mungkin melibatkan kelompok mitra dalam pelaksanaannya atau dengan menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA), melalui focus group discussion, penyuluhan, transfer teknologi tepat guna (introduksi alat penunjang produksi), pelatihan dan percontohan. 

Kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini dihadiri oleh 26 peserta dengan mayoritas peserta penyuluhan adalah perempuan yaitu sebanyak 22 orang atau 85%. Segmen umur peserta penyuluhan paling banyak berasal dari golongan umur 31-40 tahun sejumlah 9 orang atau 38%. Jenjang pendidikan peserta penyuluhan yang sebagian besar atau sebesar 58% adalah lulusan SMA. Kemampuan pemahaman dalam menjawab soal pre test dan post test menunjukkan peningkatan tingkat nilai sosial peternak sebesar 38%. Hal ini membuktikan bahwa kegiatan penyuluhan dan pelatihan ini efektif, ditunjukkan dari respon peserta terhadap kegiatan penyuluhan dengan indikator peningkatan jawaban peserta yang antusias terhadap pertanyaan soal obyektif dan subyektif melalui pre test dan post test.